Langsung ke konten utama

Unggulan

Rubrik Rumah Tangga: Cinta Kedaluarsa

Seiring berjalannya waktu cinta dalam rumah tangga mengalami pasang surut. Belasan tahun menjalani pernikahan pasti banyak yang telah berubah. Begitu juga dengan pasangan kita. Pak cah (cahyadi takariawan) mengatakan bahwa pasangan kita layaknya mikroorganisme yang terus berubah, terus berkembang seiring berjalannya waktu. Jika karena fisiknya yang telah berubah engkau meninggalkannya, sungguh begitu dangkal cintamu Jika karena emosinya yang meledak-ledak engkau meninggalkannya cintamu begitu murah Jika karena sifatnya yang menjengkelkan engkau meninggalkannya, cintamu   pun begitu receh Jika engkau menganggap pasanganmu kini tidak bisa menyamaimu atau merasa sudah tidak sebanding lagi maka perlu dipertanyakan niat awalmu menikah Jika engkau suka membandingkan pasanganmu dengan pasangan orang lain yang bisa begini dan begitu mungkin engkau juga pantas dibandingkan dengan yang lain juga Jika engkau merasa tidak puas dengan pasanganmu coba tanyakan juga apakah pasanganm...

Chambers: Kemiskian Desa yang Terlupakan

KEMISKINAN DESA YANG TERLUPAKAN
Apa yang tidak tampak di mata, tidak dapat dirasakan oleh hati.
                                                                                            -Peribahasa Inggris kuno




‘Orang luar’ adalah sebutan bagi orang-orang yang menaruh perhatian terhadap pembangunan desa, tetapi dirinya sendiri bukan warga desa apalagi miskin. 

Kebanyakan mereka adalah kepala kantor dan staf lapangan dalam organisasi pemerintahan di Negara Berkembang. Termasuk di dalamnya juga para peneliti akademis, pegawai badan-badan pemberi bantuan, bankir, pengusaha, konsultan, dokter, insinyur, wartawan, ahli hukum, politisi, alim ulama, pendeta, guru, pelatih di lembaga pendidikan dan latihan, pekerja lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok profesional lainnya. 

‘Orang luar’ tidak merasakan kemiskinan orang desa. Mereka tertarik dan terperangkap dalam kelompok inti perkotaan yang mengembangkan dan menyebarkan ilmu dan kepandaian sendiri sementara kelompok pinggiran pedesaan tersisih dan terlupakan.

Pengalaman langsung kebanyakan ‘Orang luar’ tentang kehidupan di desa, terbatas pada kunjungan singkat yang dilakukan tergesa-gesa sehingga lebih tampak seperti turisme pembangunan. Hal ini menunjukkan enam buah prasangka yang mencegah hubungan dan adanya proses belajar dari rakyat miskin. Prasangka itu adalah :


1.    Prasangka keruangan (adanya kota, terminal, jalan raya)

2.    Prasangka proyek (‘Orang luar’ hanya terpusat pada proyek-proyek yang ada di daerah yang sudah ada proyek)

3.    Prasangka kelompok sasaran (dalam mendekati masyarakat desa mendahulukan kaum pria dari pada kaum wanita, sementara banyak informasi yang dapat diperoleh dari kaum wanita yang mengurusi rumah tangga miskin setiap hari)

4.    Prasangka musim (mendatangi desa dengan menghindari musim paceklik dan musim hujan)

5.    Prasangka diplomasi (tidak berani mendekati golongan miskin karena takut menyinggung)

6.    Prasangka profesional (‘Orang luar’ hanya mau bekerja sama dan hanya memikirkan spesialisasi bidang keahliannya).

Akibatnya, rakyat desa yang miskin jarang sekali diperhatikan, apalagi dipahami sifat kemiskinannya. 

Komentar

Postingan Populer